Selasa, 08 Januari 2013

When Politics Meet Fashion (Part 2)

Founder, Managing Director HijUp! Sumber: @DiajengLestari

Politicians Talk About Fashion


Menjadi sarjana politik membuat Mbak Ajeng berpikir politis. Sejak kuliah ia sudah ‘kenyang’ menyimak isu-isu politik, terutama di Indonesia. Gregetan, itu lah kata yang pas mencerminkan perasaan Mbak Ajeng saat mempelajari ketahanan nasional pada saat kuliah dulu. “Kenapa sih kok Indonesia kalah sama Negara maju. Ketahanan Indonesia tuh dimana sih? Kenapa posisi strategis Indonesia gak dapet nilai tambah yang lebih, kenapa Singapura sama Malaysia bisa?”

Seiring jam terbangnya meningkat di bidang politik, akhirnya pertanyaan-pertanyaan tersebut terjawab olehnya sendiri. Ia menyimpulkan bahwa Indonesia kurang memberikan nilai tambah. Menurutnya selama ini mayoritas hanya sumber daya alam saja yang diekspor.  Sayang kalau Indonesia tidak memiliki nilai tambah dan ketahanan. Ia tidak ingin kedepannya Indonesia hanya menjadi Negara yang mengkonsumsi saja, Indonesia harus bisa produksi jika ingin perekonomian negaranya maju.


Kemudian Mbak Ajeng berpikir, potensi apa yang dimiliki Indonesia selain makanan dan sumber daya alam yang sudah ‘senior’ dalam hal ekspor. Lantas ia teringat pada hal yang sangat ia sukai, yakni fashion. “Indonesia sebenarnya memiliki potensi di bidang fashion, khususnya menurut saya fashion muslimah. Karena Indonesia merupakan Negara yang populasi muslimnya terbesar di dunia maka nilai tambah itu bisa didapetin di fashion muslimah ini. Selain itu, masyarakatnya gemuk di usia muda, dan eagernya hijabers lagi tinggi banget.” Papar Mbak Ajeng.

Pemikiran politiknya tidak berhenti sampai disitu, menurutnya, di Indonesia terdapat banyak pabrik penyedia fashion item. Bahkan clothing line dari luar negeri yang branded dan well known sekalipun, membuat pakaiannya di Indonesia dan oleh tenaga kerja Indonesia. Mirisnya, ketika barang tersebut sudah masuk ke toko, harganya menjulang tinggi bahkan satu baju harganya sama dengan upah buruh pembuat baju tersebut. Berdasarkan fakta tersebut, Mbak Ajeng sangat ingin Indonesia punya brand fashion sendiri dan harapannya brand fashion Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Finally, the synergy between politics and fashion had just begun.


She and HijUp


Suasana saat Ajeng bekerja di kantor HijUp!
Jawaban atas semua pertanyaan di masa bulan “kontemplasi” telah terangkum dalam satu konsep matang. Yup! Mbak Ajeng ingin serius menggali potensi fashion muslimah di Indonesia. Lantas, apa sih bentuk riilnya?

Achmad Zaky Syaifudin, suami Mbak Ajeng, merupakan orang pertama yang mendukung rencana besarnya. Awalnya, suami Mbak Ajeng menawarkan untuk membuat majalah yang berbentuk katalog baju muslim. Lantaran pernah bekerja sebagai researcher, Mbak Ajeng kemudian melakukan riset untuk projek pribadinya. Ia menanyakan kepada beberapa orang yang dulu pernah menjalankan bisnis katalog baju muslim. Sedihnya, ternyata bisnis katalog tidak begitu dicari masyarakat dan seringkali mengalami kerugian karena tidak menutup modal.

Usahanya tak berhenti sampai disitu. Pasangan Diajeng Lestari dan Achmad Zaky Syaifudin ini sempat terpikir untuk membuat katalog online. Kerikil kedua datang lagi, ternyata menurut teman-teman yang punya usaha fashion, ternyata mereka tidak membutuhkan katalog online. Mengapa? Sebab untuk katalog ternyata mereka bisa buat sendiri di facebook.

Akhirnya kerikil-kerikil itu perlahan habis, jalan mulus sudah di depan mata. Mbak Ajeng mendapatkan temuan bahwa yang dibutuhkan dari pasar adalah sistem jual belinya. Para pelaku usaha fashion ternyata selama ini mencari sebuah wadah yang mempermudah mereka untuk melakukan transaksi jual beli. Tentunya mereka juga berharap sistem tersebut dapat bekerja secara otomatis dan bekerja tanpa adanya human error.

Lagi-lagi Mbak Ajeng membuktikan perkataan orang bijak, where there is a will, there is a way. Suami Mbak Ajeng memiliki latar belakang di bidang Teknologi Informatika. Sehingga untuk urusan teknis seperti pembuatan sistem, he could handle it.

1 Agustus 2011, menjadi tanggal jadi sebuah sistem jual beli yang dicari-cari para pelaku usaha fashion, yang dinamakan HijUp.com. Sangat banyak dorongan yang menyebabkan Mbak Ajeng membuat HijUp.com dan tentunya ada banyak pihak yang membantu mewujudkannya. Menurut Mbak Ajeng, “Membuat HijUp.com bukan pekerjaan satu orang. Membuat HijUp.com seperti sekarang adalah pekerjaan tim yang hebat. Proses yang panjang dan penuh perjuangan.”

Perjuangan Mbak Ajeng dan tim HijUp.com tidak sia-sia. Berkat strategi pemasaran yang jitu, yakni dengan memaksimalkan social media dan word of mouth, HijUp.com berhasil meraih kesuksesannya di usia yang masih dini. HijUp.com yang merupakan e-commerce fashion muslimah pertama di dunia, telah berhasil mencapai 1 juta visitor atau pengunjung baik dalam dan luar negeri. Video tutorial cara memakai hijab yang mereka salurkan lewat channel youtube mendapatkan hampir 7 juta penonton. “Alhamdulillah perjuangan kami setelah satu tahun ini berbuah manis dan kami mendapatkan banyak respon positif dari dalam dan luar negeri.” Ungkap Mbak Ajeng.

Memimpin HijuP.com telah memberikan banyak kesan manis pada sosok Diajeng Lestari. Ketika tim CN Project menanyakan mengenai kisah unik dan berkesan selama mengelola HijUp.com, inilah penuturan Mbak Ajeng. “Pernah kami memberikan merchandise mukena kepada  customer yang pembeliannya diatas 500 ribu rupiah. Ternyata salah satu customer dari Jerman mendapatkan mukena tersebut. Dan dia ternyata senang sekali, karena dia sedang merencanakan untuk umroh dan benar-benar mengharapkan sebuah mukena, karena dia mencari-cari di Jerman tidak ada. Senang rasanya bisa memberikan apa yang saudara kita butuhkan”.


Kisah inspiratif seorang Diajeng Lestari sekiranya merupakan salah satu success story dari para pelaku bisnis fashion saat ini. Sebagai insan dunia fashion, semoga CN Friend bisa mulai tergerak bahwa apapun bisa terwujud dan berbuah manis jika kita melakukan hal yang kita minati dengan penuh perjuangan. Nah, ada kalimat penutup yang sangat manis titipan dari Mbak Ajeng nih CN Friend :)

“Jika ada yang mengatakan hidup berawal dari mimpi atau harapan, itu benar. Aku mengawali HijUp.com dari mimpi atau harapan dan keinginan.”


(CN Project/CDASA)



Related Articles:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar