Selasa, 08 Januari 2013

When Politics Meet Fashion (Part 1)

Diajeng Lestari. Sumber: @DiajengLestari



Bidang politik dan fashion memang merupakan 2 bidang yang sangat berbeda. Tetapi CN Friend ingat tidak kalau orang bijak pernah mengatakan bahwa perbedaan itu indah? Nah, CN Friend wajib kenal nih sama sosok wanita yang berhasil membuktikan perkataan orang bijak tersebut. Yup! Ia telah membuat perbedaan bidang politik dan fashion menjadi indah karena ia sukses membuat sinergi diantara keduanya. Siapa sih sosok itu? Let us introduce you girls, the fabulous Diajeng Lestari.



Wanita kelahiran Bekasi, 17 Januari 1986 ini memang memiliki background di bidang politik. Ia merupakan jebolan Ilmu Politik Universitas Indonesia tepatnya pada tahun 2008. Setelah 4 tahun mengenyam pendidikan politik, ia pun masih harus “dijejali” oleh isu-isu politik.  Mulai dari menjadi fasilitator, konsultan, sampai research executive, semua telah dijalaninya. Another 4 years in politics, but she still can't get the word of satisfaction. Bukan kepuasan untuk menjelajah dunia politik lagi, tetapi kepuasan yang penuh dari dalam dirinya.

Pada tahun 2011 Mbak Ajeng memutuskan untuk berhenti dari kesibukkannya sebagai seorang researcher. Tentunya keputusan itu bukan tanpa alasan. The reason why she is so brave to leave her job is because the man named Achmad Zaky Syaifudin. Pria itu bukan seorang bos yang memecatnya dari kantor. Ia juga bukan seorang ayah yang melarangnya untuk menjadi researcher. Tetapi, ia adalah pria yang menjadi pilihannya, yang selalu ada disaat pagi ia membuka mata.

Sebagai istri yang berbakti kepada suaminya, Mbak Ajeng tak ingin berada jauh dari suaminya. Pekerjaan seorang researcher memang menuntutnya harus bolak-balik keluar kota, at least once a month. Selain itu ia merasa jenuh menjalani rutinitas yang tidak sesuai dengan kesukaannya, yaitu sesuatu yang penuh warna dan dinamis. When you talk about research, it’s going to be about documents. So bored! Maka dari itu pada saat ia off dari kegiatan bekerja, ia mempunyai waktu untuk berkontemplasi, to find out what she really wants.

“Jadi, selama sebulan aku berpikir, aku tuh sebetulnya mau apa sih? Aku mau menjalankan sesuatu yang itu bukan cuma rutinitas dan ngejalanin itu meaningful untuk hidup aku.” Tutur Mbak Ajeng. After a full month of contemplation, finally she got the answer. Nah, apa CN Friend bisa menebak jawabannya?

Passion for Fashion

Wanita berhijab yang memiliki paras ayu ini, sejak kecil memang sudah suka gaya-gayaan. Mungkin ini bisa dikatakan sebagai titik awal kecintaannya pada dunia fashion. She has a good taste on fashion! Maka tak heran jika ia memang tampak lebih fashionable di antara teman-temannya. “Jadi sejak kuliah udah ada teman-teman yang nanya “Jeng gimana sih caranya pakai jilbab kayak gitu, ajarin dong atau bikinin tutorial jilbabnya” jelas Mbak Ajeng.

Kesukaannya pada hal-hal yang berbau fashion diekspresikan melalui hobi yang digelutinya. Ia gemar membaca majalah fashion dan menonton acara-acara fashion. “Aku tuh paling suka liat-liat majalah fashion karena seger aja gitu liat sesuatu tentang fashion juga acara-acara modeling. Bahkan bisa berulang-ulang kali lihatnya hehehe.” Paparnya sambil terkekeh.


Cintanya yang sangat mendalam dengan segala sesuatu tentang fashion ternyata dilatar belakangi juga oleh kesukaannya pada hal-hal yang bersifat seni dan visual. Menurutnya, fashion adalah ekspresi keindahan, dan wanita memiliki naluri untuk mencintai keindahan. What a magnificent quotation!

Her passion for fashion is no more an interest only. CN Friend masih ingat kan Mbak Ajeng berkontemplasi selama 1 bulan penuh? Apa kalian sudah menebak apa jawabannya tadi? Kalau CN Friend ada yang menjawab fashion, you are 100% right!

Keinginannya untuk serius menggeluti dunia fashion disampaikan kepada suaminya. Untungnya, suami Mbak Ajeng mendukung penuh gagasannya. Mbak Ajeng merasa senang bisa memulai melakukan sesuatu berdasarkan apa yang ia suka. Dengan semangat ia menyampaikan, “Pada dasarnya kita kan mengisi hidup tuh harus semangat,  harus dengan apa yang kita suka, kalau enggak ya jadinya biasa biasa aja.”

Nah, apa sih sebenarnya gagasan Mbak Ajeng? Are you curious CN Friend? Keep reading!

(CN Project/CDASA)




Related Articles:
When Politics Meet Fashion (Part 2)
Yuk, Intip "Dapur" HijUp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar